Saya awali tulisan ini dengan kembali mengingat salah satu dari sekian banyak pesan Istimewa dari sang motivator hebat dalam hidup saya yaitu orang tua. Pesan ini disampaikan ketika saya memutuskan meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan pendidikan ke kota Makassar. Mungkin pesan ini sangat sederhana bagi sebagian orang namun bagi saya pesan ini memiliki makna yang luar biasa. Bisa jadi Anda juga pernah dapatkan pesan ini dari orang tua Anda, secara orang tua menginginkan yang terbaik dari sang anak ketika anaknya melangkahkan kaki keluar dari rumah. Kala itu orang tua berpesan dengan nada yang sangat lembut “ Nak kita (kamu) akan sekolah di kota, pasti akan banyak teman-teman baruta (teman baru kamu), cariki (carilah) teman yang baik-baik nak dan cariki (carilah) tempat tinggal yang baik juga nak, InsyaAllah sukses dan salamaki (Selamat) menempuh pendidikanta Nak (pendidikan kamu).
Ungkapan sederhana ini meninggalkan pesan bahwa betapa pentingnya untuk berteman atau bergaul dengan orang yang baik dan tinggal serta memiliki lingkungan yang baik pula. Mengapa ? Karena banyak orang sukses dan banyak yang salah langkah dikarenakan pengaruh teman dan lingkungan. Itulah sebabnya ada pepatah yang mengatakan “Pilihlah tetangga sebelum memilih rumah”. Apa maksud dari ucapan tersebut? Ucapan ini kita bisa maknai bahwa kita perlu menseleksi atau memilih siapa yang akan berada di sekeliling kita.
Bergaul dengan orang yang berpikir kecil dan negatif akan mempengaruhi kita untuk berpikir demikian juga. Berada di tengah-tengah lingkungan yang tidak memiliki gairah dan semangat dalam hidup, akan membuat kita cepat merasa puas dengan hal-hal yang biasa. Tidak ada pencapaian yang dapat ditargetkan. Tidak akan ada rasa antusias untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.
Sebaliknya, bergaul dengan orang yang memiliki sikap hidup positif, ingin maju dan visioner juga tanpa sadar akan mempengaruhi cara berpikir kita. Berada dalam lingkungan orang yang selalu bersemangat untuk menjadi lebih baik mau tidak mau akan merangsang diri kita untuk terus memperbaiki diri.
Pesan dari sang motivator ini saya aplikasikan pada saat menjadi mahasiswa S1 di Universitas Negeri Makassar dan S2 di Universitas Negeri Jakarta dengan memilih menyelam di berbagai organisasi sebagai lingkungan baru untuk mencari teman dalam belajar dan mengembangkan diri. Hal ini saya lakukan karena saya berpikir jika hanya menjadi mahasiswa di dalam kelas saja itu tidak cukup untuk menjadi bekal setelah menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar akademik. Emang iya ? Tunggu, akan kita bahas dimateri selanjutnya “bagaimana menjadi mahasiswa yang SUPER “.
Pesan tersebut kembali saya rasakan ketika bergabung dalam kelompok dunia menulis. Kok Bisa ? Iya karena ketika saya memutuskan untuk menulis materi ini, saya sedang berteman atau bergaul dengan orang baik yang bukan hanya sekedar baik tingkah laku dan ucapannya namun juga orang yang ingin maju dengan terus belajar, orang yang memiliki cita-cita, orang yang berpikirnya kearah positif serta visioner. Selain berteman dengan orang yang baik, saya juga berada dalam lingkungan dengan orang yang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat melalui tulisan meskipun lingkungan itu hanya melalui sebuah grup WhatsApp namun sangat terasa dalam memberikan dukungan untuk terus berjuang merangkai kata. Wao.. Impian untuk menjadi seorang penulis semakin dekat, semoga tetap istiqomah dengan pilihan ini. Aamiin ya Rabb.
Dalam proses perkembangan ini, saya menyadari bahwa lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan, maka proses perkembangan dalam mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata akan sulit terjadi. Oleh karena itu saya sangat bersyukur sebagai penulis pemula karena menemukan lingkungan yang dapat membangun semangat dan mental saya untuk tetap istiqomah dalam menulis kata demi kata. Sebab jika pengaruh lingkungannya positif maka akan menimbulkan energi yang positif juga pada diri kita.
Dalam kenyataanya untuk menjaga konsistensi dan semangat dalam menulis bukanlah perkara mudah bagi para penulis pemula. Semangat menulis itu terkadang naik pada level keasyikan dalam menulis, dan bisa juga semangat menulis itu turun pada level kritis. Semangat pada masa-masa kritis inilah yang perlu dijaga. Namun dengan memiliki teman yang se - visi dan lingkungan yang baik untuk mendukung aktivitas menulis kita maka hal ini akan sangat membantu untuk menjaga semangat itu tetap stabil. Saya juga meyakini bahwa orang SUKSES juga pernah merasa malas, semangatnya berkurangnya bahkan gagal tapi mereka terus bergerak dan mencoba. Jadi jangan berhenti ya.
Akhirnya, saya ingin memberikan penguatan kepada diri sendiri untuk tidak ragu memulai menulis. Asalkan kita punya kemauan untuk membaca maka kita akan bisa menulis. Kita ada kemauan untuk berteman dan bergabung dengan lingkungan para penulis maka semangat menulis akan terus terjaga, karena Untuk menjadi penulis seperti yang dikatakan oleh Stephen King maka yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya.
Penulis : Achank