Di era digital saat ini, peran teknologi dalam dunia pendidikan tidak lagi bisa diabaikan. Proses belajar-mengajar kini tidak terbatas di ruang kelas, tetapi telah merambah ke dunia maya. Salah satu bentuk inovasi yang semakin menarik perhatian adalah pemanfaatan Blogspot—sebuah platform blog gratis milik Google—sebagai media pendukung pembelajaran, termasuk dalam mata pelajaran yang selama ini identik dengan aktivitas fisik, yaitu Pendidikan Jasmani (Penjas).
Mungkin sebagian orang berpikir, “Bagaimana mungkin pelajaran yang mengandalkan gerak tubuh bisa disampaikan melalui blog?” Justru di sinilah tantangan sekaligus peluangnya. Dengan pengelolaan yang kreatif, Blogspot bisa menjadi ruang belajar yang kaya konten. Guru dapat mengunggah materi teori, video tutorial gerakan, infografis kesehatan, hingga kuis interaktif. Siswa pun bisa mengakses semuanya kapan saja dan di mana saja—sesuatu yang tidak mungkin dilakukan jika hanya mengandalkan tatap muka.
Lebih dari sekadar tempat menyimpan materi, Blogspot juga bisa diintegrasikan dengan sistem e-learning. Menurut Rosenberg (2001), e-learning adalah penggunaan teknologi internet untuk menyampaikan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Dalam konteks pembelajaran Penjas, guru dapat menyematkan video demonstrasi, memberikan kuis interaktif melalui Google Form, atau menyampaikan refleksi gerak melalui kolom komentar blog. Blog menjadi pusat aktivitas pembelajaran digital yang dinamis dan interaktif.
Hasan, S.Pd., M.Pd (Dosen Penjas IAIN Bone) Namun, yang tak kalah penting, Blogspot juga memiliki fungsi edukatif dalam membangun pemahaman kognitif siswa sebelum atau sesudah mereka melakukan aktivitas fisik (psikomotorik). Misalnya, sebelum praktik senam, siswa bisa membaca terlebih dahulu teori tentang manfaat gerakan pemanasan atau prinsip biomekanika tubuh. Setelah praktik, mereka bisa diminta menuliskan refleksi atau menjawab pertanyaan terkait perasaan tubuhnya, pengaruh latihan terhadap denyut jantung, atau strategi gerak yang tepat. Hal ini akan memperkuat pemahaman konsep (cognitive reinforcement) sekaligus mendukung prinsip belajar tuntas (mastery learning) dalam pendidikan jasmani.
Dengan kata lain, Blogspot bukan hanya memperkuat literasi digital, tetapi juga menjadi sarana untuk mengembangkan literasi fisik. Menurut Margaret Whitehead (2010), literasi fisik mencakup tidak hanya kemampuan bergerak, tetapi juga pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik untuk kehidupan yang sehat. Maka, ketika siswa tidak hanya bergerak tetapi juga tahu mengapa dan bagaimana mereka bergerak, di situlah literasi fisik benar-benar tumbuh. Platform seperti Blogspot dapat menjembatani aspek ini, menghubungkan antara pikiran dan tubuh dalam satu proses pembelajaran yang utuh.
Selain itu, penggunaan Blogspot juga membuka peluang untuk melakukan analisis data sederhana berbasis big data. Menurut Daniel (2015), big data dalam pendidikan adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data pembelajaran siswa untuk memperbaiki pengambilan keputusan pendidikan. Guru dapat memanfaatkan data dari blog seperti frekuensi akses materi, jenis tugas yang paling banyak dikunjungi, atau pola partisipasi dalam forum diskusi. Data ini bisa menjadi dasar pengambilan keputusan untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran atau mengevaluasi minat siswa terhadap materi tertentu.
Sebagai kesimpulan, penggunaan Blogspot dalam pembelajaran Penjas bukan sekadar alternatif saat kelas tidak bisa dilakukan secara tatap muka, tetapi justru menjadi bagian dari inovasi pendidikan yang memadukan aspek gerak, pemahaman, teknologi, dan data. Dengan kreativitas guru dan kemauan siswa untuk beradaptasi, Blogspot bisa menjadi jembatan yang menghubungkan dunia fisik dan digital dalam pendidikan jasmani. Terlebih lagi, dengan mengintegrasikan pendekatan kognitif sebelum dan sesudah aktivitas gerak, siswa akan lebih terampil, lebih paham, dan lebih sadar akan makna aktivitas jasmani dalam kehidupan mereka.
Refrensi :
Rosenberg, M.
J. (2001). E-learning: Strategies for delivering knowledge in the
digital age. McGraw-Hill.
Daniel, B.
(2015). Big Data and analytics in higher education: Opportunities and
challenges. British Journal of Educational Technology, 46(5),
904–920.
Whitehead, M.
(2010). Physical Literacy: Throughout the Lifecourse. Routledge.
Gilster, P.
(1997). Digital Literacy. Wiley.
Sangat membantu😍
BalasHapus