Sabtu, 13 Juni 2020

Mengakrabkan Diri Dengan Pilihan

Mata Air. Alhamdulillah dan Terima Kasih, Dua kata yang tepat untuk mengawali tulisan saya kali ini, mengapa? Karena Saya sangat bersyukur setelah mendapatkan apresiasi berupa dukungan dan kritikan dari pembaca atas tulisan pertama saya pada laman https://mataair.inspiratif.blogspot.com. Dan Ucapan terima kasih karena sebagai seorang penulis pemula maka dukungan dan kritikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan agar semangat dalam menulis tetap terjaga.

Langkah ini telah saya pilih. Hal ini membuat saya selalu teringat akan pesan dari seseorang yang saya kagumi dalam dunia menulis bpk Dr. Ngainum Naim yang mengatakan bahwa yang terpenting adalah "tetap istiqomah dalam menulis dan perbanyak membaca". Pesan ini terus terngiang-ngiang dalam kepala saya, apakah saya mampu untuk istiqomah dengan pilihan ini ? Saya khawatir tidak akan bisa menemukan ide-ide dalam dunia menulis sehingga nantinya saya akan terseleksi oleh alam. Namun Neil Gaiman, seorang Penulis asal Inggris yang terkenal sebagai penulis pengarang fiksi pendek mengatakan bahwa “untuk tetap dapat menulis mulailah untuk menceritakan kisah yang hanya Anda dapat ceritakan, karena akan selalu ada penulis yang lebih baik dari Anda dan akan selalu ada penulis yang lebih cerdas dari Anda. Akan selalu ada orang yang melakukan lebih baik untuk hal ini atau hal itu, tapi Anda adalah hanya Anda”. Ungkapan pesan dari keduanya serasa meniupkan roh baru kedalam jiwa untuk tak menyerah dalam menulis. SEMANGAT.....

AKTIVITAS BARU YANG MENYENANGKAN

Sejak memutuskan untuk mencari kenyamanan diluar zona nyaman ke dalam dunia menulis, ada beberapa aktivitas selama ini sangat jarang dilaksanakan menjadi aktivitas baru yang menyenangkan. Jika selama ini konsep membaca saya adalah lebih banyak membaca status atau komentar di media sosial atau dengan membaca buku/artikel/koran/esai ketika ada waktu free (SOK sIBUKLAH karena membaca ketika ada waktu saja) dan durasi membacanya pun sangat minim, kini konsep membaca itu berubah, ENTAH APA yang merasuki pikiran saya. Saat ini saya sangat senang membaca sebelum tidur, membaca setelah sholat shubuh dan jika ada kesempatan setelah menunaikan tugas sebagai kepala keluarga maka mata ini selalu memandang ke arah bahan bacaan yang sudah disiapkan. Setalah itu ada dorongan untuk segera mencatat semua pesan/intisari dari apa yang telah di baca. Terkadang kepala ngangguk-ngangguk jika apa yang saya baca dapat dituliskan sesuai dengan pemahaman saya. 

Hal ini senada yang dikatakan oleh penulis kontemporer asal Amerika Serikat yang telah berhasil menjual bukunya lebih dari 350 juta eksemplar diseluruh dunia Stephen King “Jika Anda tidak punya waktu untuk membaca, Anda tidak punya waktu atau peralatan untuk menulis. Sesederhana itu”. Begitupun pandangan dari penulis ternama Indonesia Tere Liye yang mengatakan “Penulis yang baik membutuhkan amunisi, tidak ada amunisi tidak ada tulisan”. Maka sangat wajar jika selama ini saya mengalami writer's block setiap kali menulis, karena saya tidak memiliki tabungan kata-kata dari hasil bacaan yang dapat dirangkai menjadi kalimat. Hal inilah yang kebanyakan dialami oleh para penulis pemula termasuk saya, sehingga berpendapat kalau menulis itu sangat SUSAH. Saya jadi teringat dengan buku yang pernah saya baca yang menyimpan pesan seperti ini "Berbicara mengenai menulis, sebenarnya tidak terlepas dari kebiasaan membaca, dengan membaca kita memperoleh banyak gagasan yang akan kita jadikan sebagai ide didalam menulis. Membaca dan Menulis adalah kedua aspek yang saling berhubungan. heemmm, benar banget ya,,,So' Ayo kita jadikan budaya membaca sebagai sebuah kebutuhan.

Saya pun teringat dengan kisah Bung Hatta ketika beliau di pengasingan. Beliau tak mengeluh, melainkan menjadikan pengasingan dirinya sebagai kesempatan untuk memperkaya pengetahuan. Apa yang beliau lakukan? Yang dilakukan adalah memanfaatkan waktu selama dalam penjara. Tubuh fisik beliau terasingkan, namun pikiran beliau tetap bebas. Melalui buku-buku, Bung Hatta menikmati berbagai pemikiran dari para penulis. Bahkan beliau mengatakan tak mengapa berada dalam pengasingan asal bertemankan buku-buku. 

Selain aktivitas membaca yang menjadi kebiasaan baru, juga ada dorongan semangat untuk mengikuti berbagai seminar terkait penulisan, mencari artikel penulis-penulis hebat, diskusi tentang dunia menulis dan yang terpenting adalah mengupayakan untuk merangkum hasil informasi dan bacaan tersebut kedalam sebuah tulisan agar tetap mudah diingat dan dipahami tentang apa yang telah dibaca. Semoga dengan cara ini saya akan tetap istiqomah dan semakin akrab dengan dunia menulis karena saya tidak akan menunggu kondisi ideal atau sempurna untuk memulai menaruh satu kata di atas kertas.

AKRAB DENGAN PILIHAN

Benar saja kata orang-orang bijak “jika kamu berteman dengan penjual parfum maka kamu akan ikut wangi”. Saya merasakan ada semangat menulis selama berada dalam lingkungan kelompok menulis. Pesan pengingat sekaligus motivasi menulis setiap saat disampaikan oleh sang guru menjadikan saya lebih semangat berlatih menulis, karena saya menyadari bahwa saya tidak memiliki latar belakang kemampuan menulis yang baik. Maka yang harus saya lakukan adalah akrab dengan pilihan ini dengan cara mewajibkan diri untuk membaca buku atau bahan bacaan lainnya dan menulis setiap hari tentang apa yang saya sukai. Saya selalu meyakini bahwa menulis itu adalah keterampilan, untuk bisa terampil maka harus dilatih dan dilakukan secara berulang-ulang agar menjadi kebiasaan. Saya harus bisa menemukan rasa senang dalam dunia menulis karena kalau sudah senang maka kebiasaan itu akan bisa saya cintai.

Terakhir, Saya ingin menanamkan pesan kepada diri sendiri bahwa Menulis itu menyerahkan separuh jiwa kepada tulisan. Bila ingin merasa senang menulis, maka sering-seringlah berimajinasi kemudian masuk ke dalam dunia kata-kata, lalu atur dan bentuklah kata-kata itu menjadi sebuah kalimat dan jangan lupa untuk menambahkan roh kita kepada kata-kata itu sesuai dengan apa yang diinginkan. Disinilah nikmatnya Menulis.

Penulis : Achank

28 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih Ustad,, mohon untuk terus dibimbing,,

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih Bu Dr. Mohon dibimbing lagi bu

      Hapus
  4. Balasan
    1. HHEHEHEH,,, terima kasih Aji.. Yang penting bukan biasa diluar aji.hehee

      Hapus
  5. Balasan
    1. wahhh,,, kita ka,,,,heeh,, trima kasih ka

      Hapus
  6. Luar biasa pak

    Sangat memotivasi

    Semoga kelak bisa menghasilkan buku yg penuh energi seperti ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Rabb,,,terima kasih , mohon dibimbing bu

      Hapus
  7. Spirit yg luar biasa untuk menulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bu, semoga bisa tetap istiqomah seperti pesan mentor,,Aamiin

      Hapus
  8. Selalu jadi teladan bagi mahasiswanya,makasih banyak ilmunya pak.😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah, berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik dan bermanfaat,, iye sama-sama d.

      Hapus
  9. Menginspirasi sekali buat menulis. 👏👏👏

    BalasHapus
  10. Menginspirasi sekali pak,,,, terus menjadi teladan bagi mahasiwa/i nya,, semangat pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, insyaAllah berusaha untuk memberikan yang terbaik d.. makasih

      Hapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Optimalisasi Blogspot untuk Integrasi E-Learning dan Analisis Data Berbasis Big Data dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

            Di era digital saat ini, peran teknologi dalam dunia pendidikan tidak lagi bisa diabaikan. Proses belajar-mengajar kini tidak te...