Selasa, 22 April 2025

Optimalisasi Blogspot untuk Integrasi E-Learning dan Analisis Data Berbasis Big Data dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

 

        Di era digital saat ini, peran teknologi dalam dunia pendidikan tidak lagi bisa diabaikan. Proses belajar-mengajar kini tidak terbatas di ruang kelas, tetapi telah merambah ke dunia maya. Salah satu bentuk inovasi yang semakin menarik perhatian adalah pemanfaatan Blogspot—sebuah platform blog gratis milik Google—sebagai media pendukung pembelajaran, termasuk dalam mata pelajaran yang selama ini identik dengan aktivitas fisik, yaitu Pendidikan Jasmani (Penjas).

        Mungkin sebagian orang berpikir, “Bagaimana mungkin pelajaran yang mengandalkan gerak tubuh bisa disampaikan melalui blog?” Justru di sinilah tantangan sekaligus peluangnya. Dengan pengelolaan yang kreatif, Blogspot bisa menjadi ruang belajar yang kaya konten. Guru dapat mengunggah materi teori, video tutorial gerakan, infografis kesehatan, hingga kuis interaktif. Siswa pun bisa mengakses semuanya kapan saja dan di mana saja—sesuatu yang tidak mungkin dilakukan jika hanya mengandalkan tatap muka.

     Lebih dari sekadar tempat menyimpan materi, Blogspot juga bisa diintegrasikan dengan sistem e-learning. Menurut Rosenberg (2001), e-learning adalah penggunaan teknologi internet untuk menyampaikan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Dalam konteks pembelajaran Penjas, guru dapat menyematkan video demonstrasi, memberikan kuis interaktif melalui Google Form, atau menyampaikan refleksi gerak melalui kolom komentar blog. Blog menjadi pusat aktivitas pembelajaran digital yang dinamis dan interaktif.

Hasan, S.Pd., M.Pd (Dosen Penjas IAIN Bone)

   Namun, yang tak kalah penting, Blogspot juga memiliki fungsi edukatif dalam membangun pemahaman kognitif siswa sebelum atau sesudah mereka melakukan aktivitas fisik (psikomotorik). Misalnya, sebelum praktik senam, siswa bisa membaca terlebih dahulu teori tentang manfaat gerakan pemanasan atau prinsip biomekanika tubuh. Setelah praktik, mereka bisa diminta menuliskan refleksi atau menjawab pertanyaan terkait perasaan tubuhnya, pengaruh latihan terhadap denyut jantung, atau strategi gerak yang tepat. Hal ini akan memperkuat pemahaman konsep (cognitive reinforcement) sekaligus mendukung prinsip belajar tuntas (mastery learning) dalam pendidikan jasmani.

        Dengan kata lain, Blogspot bukan hanya memperkuat literasi digital, tetapi juga menjadi sarana untuk mengembangkan literasi fisik. Menurut Margaret Whitehead (2010), literasi fisik mencakup tidak hanya kemampuan bergerak, tetapi juga pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik untuk kehidupan yang sehat. Maka, ketika siswa tidak hanya bergerak tetapi juga tahu mengapa dan bagaimana mereka bergerak, di situlah literasi fisik benar-benar tumbuh. Platform seperti Blogspot dapat menjembatani aspek ini, menghubungkan antara pikiran dan tubuh dalam satu proses pembelajaran yang utuh.

        Selain itu, penggunaan Blogspot juga membuka peluang untuk melakukan analisis data sederhana berbasis big data. Menurut Daniel (2015), big data dalam pendidikan adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data pembelajaran siswa untuk memperbaiki pengambilan keputusan pendidikan. Guru dapat memanfaatkan data dari blog seperti frekuensi akses materi, jenis tugas yang paling banyak dikunjungi, atau pola partisipasi dalam forum diskusi. Data ini bisa menjadi dasar pengambilan keputusan untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran atau mengevaluasi minat siswa terhadap materi tertentu.

        Sebagai kesimpulan, penggunaan Blogspot dalam pembelajaran Penjas bukan sekadar alternatif saat kelas tidak bisa dilakukan secara tatap muka, tetapi justru menjadi bagian dari inovasi pendidikan yang memadukan aspek gerak, pemahaman, teknologi, dan data. Dengan kreativitas guru dan kemauan siswa untuk beradaptasi, Blogspot bisa menjadi jembatan yang menghubungkan dunia fisik dan digital dalam pendidikan jasmani. Terlebih lagi, dengan mengintegrasikan pendekatan kognitif sebelum dan sesudah aktivitas gerak, siswa akan lebih terampil, lebih paham, dan lebih sadar akan makna aktivitas jasmani dalam kehidupan mereka.


Refrensi :

Rosenberg, M. J. (2001). E-learning: Strategies for delivering knowledge in the digital age. McGraw-Hill.

Daniel, B. (2015). Big Data and analytics in higher education: Opportunities and challenges. British Journal of Educational Technology, 46(5), 904–920.

Whitehead, M. (2010). Physical Literacy: Throughout the Lifecourse. Routledge.

Gilster, P. (1997). Digital Literacy. Wiley.


Sabtu, 30 November 2024

Dari Teori ke Praktik: Refleksi dari Fitness Talk bersama APKI

MataAir: Kegiatan Fitness Talk: From Theory to Practice yang saya hadiri hari ini di JIExpo Kemayoran, Jakarta, meninggalkan kesan mendalam bagi saya (30/11/2024). Acara ini, yang difasilitasi oleh Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) bekerja sama dengan ASEAN Sport Show, PPFI, dan Strong Sister, membuktikan bahwa kebugaran bukan hanya sekadar tren, tetapi kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Kehadiran Founder APKI, Jansen Ongko, memberikan bobot pada acara ini dengan pernyataannya bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberikan wawasan luas tentang kebugaran dari berbagai disiplin ilmu.

Acara ini terdiri dari empat sesi panel yang masing-masing memberikan perspektif unik tentang kebugaran. Sesi pertama, Tips Jitu Agar Konsisten Berolahraga dengan menghadirkan tiga narasumber, menjadi pengingat pentingnya membangun rutinitas yang berkelanjutan dalam menjaga tubuh tetap aktif. Konsistensi, seperti yang ditekankan pemateri, adalah kunci utama untuk mencapai kebugaran yang optimal, terutama di tengah gaya hidup modern yang sering kali tidak ramah terhadap aktivitas fisik.


Sesi kedua dengan tiga narasumber yang kesemuanya adalah Srikandi membahas Peran Latihan Kekuatan dalam Kegiatan Sehari-hari pada Perempuan. Perspektif yang dibagikan benar-benar mencerahkan, khususnya bagi saya yang percaya pada pentingnya pemberdayaan perempuan dalam aspek kesehatan fisik. Latihan kekuatan bukan hanya tentang membangun otot, tetapi juga membantu perempuan menjalani kehidupan yang lebih produktif dan bebas cedera.

Sesi ketiga, Dari Bugar Menuju Prestasi: Strategi High Performance Berbasis Sport Science untuk Prestasi Olahraga Indonesia dengan menghadirkan 4 narasumber, memberikan wawasan menarik tentang bagaimana ilmu pengetahuan olahraga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi atlet nasional. Strategi berbasis sport science yang disampaikan sangat relevan, terutama dalam konteks persiapan menuju Indonesia Emas 2045. Dalam sesi ini, saya semakin menyadari pentingnya kolaborasi antara dunia akademik, pelatih, dan atlet untuk mencapai tujuan tersebut.

Sesi terakhir, Pola Latihan untuk Beragam Kebutuhan dan Tahap Kehidupan, memberikan panduan praktis bagaimana menyesuaikan rutinitas kebugaran sesuai usia dan kebutuhan individu. Hal ini menunjukkan bahwa kebugaran tidak bersifat satu ukuran untuk semua, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi dan tujuan masing-masing orang.

Kegiatan ini menjadi semakin berkesan bagi saya karena selain mendapatkan wawasan baru, saya juga meraih door prize sebagai the best question berupa massage gun senilai satu juta rupiah. Hehe, Ini menunjukkan bahwa interaksi aktif selama acara tidak hanya memberi manfaat secara intelektual, tetapi juga memberikan apresiasi yang nyata kepada peserta.

Secara pribadi, saya sangat mendukung kegiatan seperti ini, yang tidak hanya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kebugaran, tetapi juga membangun kesadaran kolektif untuk menciptakan generasi yang sehat dan bugar. Kolaborasi antar organisasi seperti APKI, PPFI, Strong Sister, Sportex.id dan Etrainer_Id, juga menunjukkan betapa pentingnya sinergi dalam mewujudkan visi kebugaran untuk Indonesia seperti yang disampaikan oleh Coach Jansen tentang pentingnya kolaborasi.

Saya berharap kegiatan seperti ini terus diadakan secara rutin, dengan jangkauan yang lebih luas agar semua kalangan masyarakat bisa mendapatkan akses ke informasi dan inspirasi untuk hidup sehat. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih khusus kepada coach Etno yang sudah mengajak kepada kegiatan Super ini. Saya meyakin bahwa ini adalah salah satu cara coach untuk berbagi kebermanfaatan. Dengan dukungan semua pihak, saya optimis bahwa Indonesia Bugar 2045 bukan sekadar impian, tetapi sebuah kenyataan yang dapat kita capai bersama.

Salam Bugar dari seseorang yang sedang belajar.


Jumat, 08 November 2024

Moderasi Beragama Di Arena Olahraga: Dari Rivalitas Ke Persatuan

 

MataAir : Moderasi beragama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Moderasi beragama merupakan konsep yang sangat relevan dan penting dalam kehidupan bermasyarakat, terutama di tengah keragaman suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial. Salah satu wadah yang dapat menghargai sebuah kebersamaan adalah olahraga.

Olahraga telah lama diakui sebagai medium yang efektif untuk menyatukan berbagai kelompok dalam masyarakat. Tidak hanya sekadar kegiatan fisik, olahraga memiliki dimensi sosial yang dapat menembus batas-batas suku, budaya, bahkan agama. Melalui kompetisi yang sehat dan kolaborasi yang dibangun di atas semangat kebersamaan, olahraga mampu menciptakan ruang untuk dialog, pemahaman, dan saling menghormati antarumat beragama.

Perbedaan keyakinan dan pandangan agama kerap menjadi sumber ketegangan dalam masyarakat. Meski demikian, olahraga menyediakan platform yang unik di mana individu dari latar belakang berbeda dapat berkumpul dan berinteraksi dengan satu tujuan: bersaing secara sportif dan meraih kemenangan bersama. Contoh nyata dari hal ini terlihat dalam turnamen lintas agama, di mana peserta dari berbagai kepercayaan bertanding dalam suasana persahabatan. Momen-momen semacam ini tidak hanya memperlihatkan persaingan, tetapi juga mengajarkan para peserta untuk saling mendukung dan bekerja sama.

Salah satu contoh sukses adalah program "Peace Through Sports" yang diinisiasi di berbagai negara yang memiliki sejarah konflik antaragama. Program ini berhasil menciptakan dialog antar kelompok melalui permainan olahraga seperti sepak bola dan bola basket dll. Para pemain, yang awalnya mungkin memiliki pandangan penuh prasangka terhadap satu sama lain, belajar untuk mengapresiasi keberagaman dan menghormati perbedaan mereka. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Smith et al. (2019), partisipasi dalam program olahraga lintas agama meningkatkan rasa solidaritas dan menurunkan tingkat stereotip di antara peserta.

Olahraga juga mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama, seperti toleransi dan keadilan. Ketika pemain dari latar belakang yang berbeda bekerja sama dalam satu tim, mereka dituntut untuk saling percaya dan mendukung. Hal ini mendorong munculnya rasa hormat terhadap keyakinan dan tradisi rekan-rekan mereka. Sebagai contoh, dalam pertandingan sepak bola antar komunitas di Indonesia, beberapa tim yang terdiri dari pemain Muslim, Kristen, Hindu, dan Buddha mampu menjalin persahabatan erat yang berlanjut bahkan setelah turnamen berakhir.

Selain itu, turnamen olahraga lintas agama sering kali dilengkapi dengan kegiatan tambahan seperti diskusi kelompok dan lokakarya yang mempromosikan dialog antaragama. Ini memberikan kesempatan lebih lanjut bagi para peserta untuk berbicara tentang pandangan mereka, menyampaikan pemikiran, serta mendengarkan pengalaman orang lain. Pada akhirnya, proses ini membantu memecahkan hambatan komunikasi dan mengurangi prasangka yang mungkin ada.

Namun, keberhasilan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keagamaan, dan komunitas lokal. Dukungan tersebut dapat promosi nilai-nilai positif olahraga sebagai alat pemersatu. Peran media juga sangat penting dalam mengangkat cerita-cerita inspiratif tentang persatuan yang terwujud melalui olahraga, sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas.

Secara keseluruhan, olahraga bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sarana untuk menciptakan kolaborasi dan memperkuat harmoni sosial. Dengan menjadikan olahraga sebagai bagian integral dari upaya untuk menyatukan perbedaan agama, masyarakat dapat belajar untuk mengapresiasi keunikan satu sama lain, mengurangi ketegangan, dan membangun masa depan yang lebih inklusif dan damai.

Senin, 21 September 2020

Meraih Kesuksesan Tanpa Pesaing

       Di kehidupan modern saat ini, persaingan menjadi menu utama yang dipertontonkan setiap harinya. Persaingan bisa kita temukan dalam dunia kerja, dunia politik, dunia pendidikan bahkan dalam kehidupan berkeluarga atau pertemanan pun sering kali terjadi persaingan dan dibeberapa kehidupan atau aktivitas lainnya. Persaingan yang sehat tentunya akan memberikan keuntungan bagi yang sedang bersaing karena secara otomatis mereka akan melakukan cara-cara terbaik untuk menjadi pemenang, sedangkan persaingan yang tidak sehat akan membawa dampak yang tidak baik bagi yang sedang bersaing karena tak jarang ada yang menggunakan cara pintas yang tidak etis untuk dapat meraih apa yang di inginkan demi sebuah capaian kesuksesan. Alhasil persaingan untuk mendapatkan apa yang menjadi tolak ukur kesuksesan tersebut terkadang menimbulkan gejolak dalam prosesnya sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan.

        Namun perlu disadari bahwa ada capaian kesuksesan hidup yang tidak membutuhkan pesaing dan persaingan. Capaian kesuksesan tersebut bahkan bisa menjadi hobby yang menyenangkan tanpa perlu khawatir akan menimbulkan gejolak yang tidak baik pada orang lain. Capaian kesuksesan ini bisa membuat kita hidup melebihi usia yang kita miliki. Apapun profesi kita, berapapun usia kita dan dimanapun kita berada, kesuksesan ini bisa diraih tanpa perlu menyingkirkan orang lain dengan menggunakan cara-cara yang tidak etis karena yang dibutuhkan hanyalah komitmen dan ketekunan  untuk mencapainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sukses adalah berhasil atau beruntung, sedangkan kesuksesan adalah keberhasilan atau keberuntungan. Jadi dapat dikatakan bahwa arti sukses adalah tercapai atau berhasilnya suatu cita-cita atau harapan yang selama ini kita usahakan dengan kerja keras pantang menyerah.

    Secara pribadi, penulis mengatakan bahwa kesukesan tanpa pesaing dan persaingan itu adalah menjadi seorang penulis. Seorang penulis tidak perlu khawatir dengan keberadaan penulis-penulis yang lain karena setiap penulis akan memiliki cara tersendiri dan karakteristik dalam menuangkan ide pikiran ke dalam sebuah tulisan. Tidak ada yang dapat membatasi ruang pemikiran penulis selama penulis mampu memberikan karya-karya tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat. Disinilah kesuksesan hakiki seorang penulis yaitu kebahagiaan manakala karya tulisan tersebut berhasil dibuatnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bill Gates bahwa sukses itu adalah bahagia. Kesuksesan seseorang bisa diukur dari kebahagiaan diri mereka sendiri. Jadi, salah satu ciri orang sukses tidak hanya diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki, tetapi seberapa bahagianya Anda. Selain itu, kekayaan dan materi akan selalu mengikuti jika seseorang melakukan pekerjaan mereka dengan senang dan bahagia. So, mari tanyakan pada diri kita apakah menulis membuat kita bahagia ?  

     Terakhir penulis ingin memberikan penguatan kepada diri sendiri bahwa menulis adalah proses yang sangat bergantung pada keuletan dan niat dari diri sendiri. Semangat dari orang lain tak akan banyak membantu jika kita tidak menemukan dorongan berkarya dari dalam diri. Seorang penulis yang bisa menjadikan kegiatan menulisnya sebagai bagian dari kehidupannya adalah dia yang selalu bisa menemukan alasan untuk bangun dan kembali berkarya setiap hari. Penulis adalah dia yang mampu mengalahkan kemalasan dan ketakutan yang berkecamuk di dalam diri, untuk kemudian duduk diam di depan laptop atau alat elektronik lainnya dan menuliskan hal-hal yang ia yakini. Penulis menyadari bahwa menggeluti dunia menulis semakin membuka wawasan berpikir dan memperkaya khasanah pengetahuan yang kita miliki.

Penulis : Achank

Senin, 27 Juli 2020

Meninggalkan Warisan yang Menembus Zaman Lebih dari 1000 Tahun


Aku ingin Hidup 1000 Tahun lagi“ saat membaca atau mendengar kata-kata ini, apa yang terlintas dalam pikiran kita ? Tentunya yang teringat adalah sebuah karya puisi berjudul “AKU” dari seorang penyair legendaris Indonesia yang telah wafat pada tahun 1949 dalam usia yang sangat muda 27 tahun yaitu Chairil Anwar. Chairil Anwar telah meninngal dunia selama 71 tahun yang lalu namun karyanya masih terus hidup sampai hari ini, bahkan masih menjadi pilihan para peserta didik  maupun masyarakat pada umumnya ketika mengikuti lomba puisi.

Chairil Anwar kini telah tiada secara fisik atau raga namun secara karya beliau selalu hidup dan ada dalam dunia kita. Karya tulisan beliau telah mampu menembus zaman meskipun raganya telah tiada namun jejaknya tetap ada. Ungkapan atau keinginannya untuk hidup 1000 tahun lagi akan bisa terwujud seiring berjalannya waktu.

Wah kebayang ya, jika kita yang menjadi the next generasi Chairil Anwar yang karya-karyanya terus hidup meskipun raga telah tiada. Kalau kata Singa Podium Indonesia Bung Karno bermimpilah setinggi langit karena jika kamu jatuh maka kamu akan jatuh di antara bintang-bintang. Maka mimpiku saat ini adalah ingin hidup lebih maju dan hidup lebih dari 1000 tahun.

Hidup lebih maju berarti hari ini lebih baik dari hari kemarin serta lebih bermanfaat untuk kepentingan peradaban. Namun apalah arti sebuah umur panjang dan sampai bermimpi ingin hidup seribu tahun lagi, jika kehadiran kita di muka bumi hanya sekedar hadir, tapi sama sekali tidak memberi manfaat bagi lingkungan di mana kita semua hadir. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). dan Allah swt juga berfirman "Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7). Selain dari Hadis dan Firman tersebut juga terdapat pribahasa yang mengatakan Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.

Hadis Rasulullah Saw dan Firman Alllah swt serta pribahasa tersebut  mengisyaratkan kepada kita untuk menjadi orang yang bermanfaat dan selalu berbuat baik karena semuanya akan kembali ke diri kita masing-masing. Lantas apa hubungannya menjadi orang yang bermanfaat dan berbuat baik dengan hidup 1000 tahun? Hubunganya adalah orang yang selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama tentunya akan selalu dinilai baik oleh siapapun, baik itu pada saat hidup di dunia terlebih lagi pada saat telah meninggal dunia. Disinilah ada ungkapan yang mengatakan bahwa Nama Baik itu Lebih Berharga daripada Harta, karena disaat orang wafat, Nama Baiklah yang dikenang dan karyanyalah yang akan selalu diingat. 

Apa yang Harus Saya Lakukan ?

Tak ada yang tahu kapan ajal kita akan menjemput. Hidup kita sebaiknya tidak lewat begitu saja, seharusnya kehidupan yang sementara ini meninggalkan “Warisan“ yang positif bagi generasi penerus kita, anak dan cucu kita. Saatnya kita memikirkan dan berbuat bagaimana cara Memanfaatkan hidup di bumi ini ? Sebagai apa kita ingin dikenang ? Lalu berapa lama karya dan kontribusi kita terhadap kehidupan generasi selanjutnya ? Kita yang menentukan saat ini. 

Ilmu yang Allah swt telah berikan kepada kita, harus kita amalkan untuk membangun sebuah peradaban baru yang mencerahkan walau hanya sekelumit yang dapat kita berikan. Jangan suka berharap reward dari siapapun apakah bentuk gratifikasi atau sanjungan, karena tanpa kita minta, asal di sepanjang hidup kita selalu menebar kebaikan dan selalu mengajak berlomba dalam kebajikan, Allah swt akan punya perhitungan sendiri untuk memberikan reward-Nya kepada kita.

Salah satu jalan yang saya pilih untuk mengamalkan ilmu pengetahuan yang telah Allah swt berikan adalah dengan cara berkarya melalui tulisan. Selain sebagai bentuk pengamalan ilmu, menulis juga sebagai jalan saya untuk bisa hidup lebih maju dan hidup lebih dari 1000 tahun kemudian. Cara ini adalah cara yang paling mudah dilakukan untuk bermanfaat bagi sesama, mengamalkan ilmu serta hidup sepanjang zaman. Bagi saya semua insan manusia bisa melakukan pilihan ini namun perlu digaris bawahi bahwa hanya orang-orang yang mau hidup maju dan hidup lebih dari 1000 tahun yang memilih menjadi penulis.

Berkarya melaui tulisan dianggap menjadi pilihan yang sangat sulit bagi sebagian orang termasuk saya pada saat memutuskan untuk belajar menulis. Namun sebagian orang juga mengatakan bahwa berkarya melalui tulisan adalah sesuatu yang mudah dan menyenangkan seperti saat ini yang saya rasakan. Tentunya kedua pendapat ini akan selalu beriringan. Memang benar bahwa menulis itu sulit jika menulis itu ada didalam pikiran kita tanpa pernah memulai. Dan memang benar bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan jika menulis itu langsung dipraktekkan bukan di endapkan dalam pikiran. Apapun jenis karya kita melalui tulisan, semuanya akan membuat kita hidup maju bahkan hidup lebih dari 1000 tahun. Pilihan ini ada pada diri kita masing-masing.

Terakhir, saya kembali memompa semangat untuk tetap konsisten dan istiqomah dalam mengarungi dunia tulis menulis ini agar jejak-jejak hidup ini akan selalu ada. Dalam hidup ini terlalu banyak rencana dan harapan yang kita ucapkan dan pikirkan. Tapi sebanyak apapun itu, harapan tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya tindakan, usaha dan satu langkah kecil untuk memulainya. 

Pertanyaannya kemudian,  Apakah Sudah kepikiran apa yang akan membuat hidup Anda maju dan bertahan lebih dari 1000 tahun.? Apakah sudah dipikirkan warisan apa yang Anda akan tinggalkan ?

Penulis : Achank

Sabtu, 18 Juli 2020

Belajar Dari Tanah Liat


Gerbang Kampung Pendidikan
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah buku yang berjudul “Setiap Orang Berhak untuk Sukses”. Didalam bacaan buku tersebut, saya menemukan cerita ilustrasi tentang kisah tanah liat. Jika anda pernah mendengar atau membaca pribahasa “Berakit-Rakit ke Hulu Berenang-Renang ke Tepian, Bersakit-Sakit Dahulu Bersenang-Senang Kemudian” maka makna kisah ilustrasi ini kurang lebih seperti pribahasa tersebut. Sayapun tertarik untuk menulis ulang kisah tersebut karena bagi saya didalamnya terdapat pelajaran yang bisa dijadikan penyemangat dalam menjalani kehidupan. Yuk kita baca bersama semoga mampu memberikan inspirasi juga buat para pembaca.

“Suatu ketika di sebuah kota ada sepasang suami istri yang pergi belanja di toko souvenir untuk mencari hadiah buat ulang tahun si anak. Sesampainya di toko tersebut, mata mereka langsung tertuju pada sebuah cangkir yang cantik penuh warna. “ Lihat cangkir  itu kata si istri kepada suaminya” cangkir itu sangat cantik dan baru kali ini aku melihat cangkir secantik itu.

Saat mereka mendekati cangkir tersebut, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “ Terima kasih atas perhatiannya, perlu anda ketahui bahwa aku dulunya tidak secantik ini. Sebelum aku menjadi cangkir yang di idam-idamkan, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna di tepi sungai. Akan tetapi, pada suatu hari ada pengrajin menemukan aku, kemudian membawaku pulang. Dalam perjalanan pulang aku membayangkan akan diberikan tempat yang layak. Namun pengrajin tersebut bukannnya memberikan tempat yang layak, justru melempar aku dengan tangan kotornya ke sebuah roda berputar. Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing, “stop-stop aku berteriak”, tetapi orang itu berkata “belum”. Lalu ia mulai meninjuku dan menyodok berulang-ulang. Aku kembali teriak stop - stop. Tapi orang ini masih saja meninjuku tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku kedalam perapian. Panas!panas! teriakku dengan keras. Stop Cukup. Tapi orang ini berkata “Belum”, dan beberapa menit kemudian akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin.

Aku pikir, selesailah penderitaanku, oh ternyata belum, setelah dingin aku diantar kepada seseorang untuk diwarnai. Alat yang digunakan mengeluarkan asap begitu memualkan bagiku. Stop, Stop aku berteriak lagi namun ia tak mendengarkanku. Orang tersebut hanya berkata belum. Lalu aku pun kembali dipindahtangankan kepada seorang pria bertubuh besar, kemudian ia memasukkan aku lagi keperapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini, sambil menangis aku teriak sekuat-kuatnya. Tapi pria besar ini tak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas menyiksaku kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik menghampiri dan mengangkatku dengan penuh hati-hati, dibersihkan diriku dengan penuh kelembutan lalu kemudian menempatkanku di barisan paling depan dekat kaca yang dapat diliat oleh setiap orang yang berlalu lalang didepan toko. Saat aku melihat diriku didalam kaca, aku sangat terkejut. Aku hampir tidak percaya karena dihadapanku ada sebuah cangkir yang begitu cantik. Dan aku sadar ternyata itu adalah diriku. Kini semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Cerita di atas memberikan penguatan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan itu dapat dirasakan setelah melalui perjuangan yang panjang dan bukan dengan cara - cara instan. Namun, Terkadang kita  menilai dan menyebut orang-orang yang telah sukses sebagai orang yang beruntung dan bernasib baik. Padahal, jika kita melihat kebalakang keberuntungan itu terjadi setelah mereka melalui semua proses-proses tantangan hidup dan kegagalan dengan sabar guna mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Sakit, derita, kecewa bahkan dikucilkan serta tak dipedulikan menjadi rasa yang menemani  hidup kita untuk berjuang.

Foto ini mengisahkan perjuangan mengumpulkan buku di Jakarta
 untuk mendirikan perpustakaan di kampung
Apapun impian yang ingin kita capai semuanya membutuhkan perjuangan dan kesabaran, begitupun dengan dunia menulis, keinginan kita untuk bisa menulis sering kali mengalami kendala didalam prosesnya seperti kehilangan ide pada saat ingin menulis, atau sulit menemukan kata-kata pembuka untuk mengawali tulisan, atau tidak percaya diri dengan tulisan yang dihasilkan dan berbagai macam cobaan lainnya dalam menulis. Kendala ini sangat rentang dialami bagi para penulis pemula sehingga banyak yang mogok di tengah jalan.

Kesusahan dan kendala itu pasti ada bagi orang yang sedang berjuang dalam prosesnya. Namun, jika kita menyerah pada kondisi ini maka jangan harap untuk bisa menemukan kemudahan untuk langkah-langkah selanjutnya. Tapi jika tetap bertahan untuk melatih dan mengasah diri maka kemudahan itu akan datang bersama ketekunan. Biarkanlah ketekunan itu mengantarkan kita memperoleh hasil yang baik. Kesalarasan hati dan pikiran dalam menulis itu perlu dijemput dengan usaha dan doa yang dibarengi dengan kesabaran. Artinya, maksimalkan usaha dan doa setiap saatnya, agar jalan yang hendak kita lalui dimudahkan-Nya.

Pencapaian-Pencapaian prestasi bukanlah suatu kebetulan, termasuk kepiawaian menulis, ia datang dari hasil kerja keras, kesabaran, ketelatenan, ketekunan dan adanya rasa cinta terhadap apa yang dikerjakan meskipun banyak tantangan yang menemani seperti kisah tanah liat tersebut yang sudah menemukan kebahagiaan atas perjuangannya dan menjadi pusat perhatian yang di idam-idamkan setelah melalui perjuangan yang begitu keras.

Proses packing buku sebelum dikirim ke kampung
Mari yakini bahwa tantangan adalah bumbu - bumbu penyedap rasa yang menemani kita untuk berkarya, status sosial juga bukanlah faktor penentu, tetapi hal terbesar yang menentukan kita mampu berkarya adalah diri kita sendiri (apakah kita mau atau tidak untuk jalani tanntangan itu). Kepercayaan diri akan kemampuan yang dimiliki dapat mengembangkan potensi-potensi yang mungkin selama ini terkubur dan terpendam oleh sikap tidak percaya akan diri sendiri.

Mengakhiri tulisan ini, kembali saya menguatkan diri bahwa berjuanglah dengan cara cerdas dan kerja keras, tekunilah apa yang telah menjadi pilihan, jangan berhenti berjuang hanya karena jalannya kian sulit, sebab rintangan dan tantangan akan selalu ada agar kita tahu caranya berjuang dalam mewujudkan mimpi besar.

Penulis : Achank

Sabtu, 04 Juli 2020

Menemukan Nikmat Cinta Disetiap Hurufnya


Mengapa para penulis itu tetap menulis meskipun kondisi mereka sedang sakit, atau mengapa mereka tetap menulis saat mereka dalam pengasingan, atau mengapa mereka tetap menulis saat mereka dalam kondisi terbatas, dan mengapa mereka masih tetap menulis meskipun dalam kondisi sibuk ? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali saya tanyakan ketika mengikuti seminar-seminar kepenulisan, namun ada satu jawaban dari sekian jawaban yang terus saya ingat sampai hari ini. Jawabanya berupa pertanyaan yang kembali menyerang “ Apakah anda sudah pernah menulis” ? Jawaban saya saat itu tapi didalam hati ya “saya sudah pernah menulis tapi menulis status di media sosial, dan menulis skripsi.” namun saya tidak berani untuk menyampaikannya karena saya tahu bahwa bukan ini yang dimaksud oleh narasumber.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut kini perlahan-lahan mulai terjawab seiring dengan jatuh cintanya saya pada dunia menulis. Jadi wajar saja ketika Pak Kuntowijoyo seorang penulis Asketik Indonesia yang menderita lumpuh saraf motorik dan dirawat di rumah sakit tetap melakukan aktivitas menulis dengan menuangkan ide-idenya kedalam tulisan. Sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang menyempurnakan novel-novelnya dalam masa tahanannya di pulau buru, dan beberapa penulis lainnya yang tak berhenti menulis meskipun dalam kondisi yang serba terbatas. Sebenarnya ada apa dengan menulis,? Kali ini giliran saya ingin bertanya “apakah anda pernah menulis’? Jika ingin menemukan jawaban tersebut mari menulis karena jangan sampai anda terlambat seperti saya.

Saya termasuk orang yang lambat jatuh cinta dengan dunia menulis. Alhasil sejak dulu saya tidak berani untuk berkenalan lebih dekat dengannya. Seandainya saja saya memberanikan diri untuk mengenal lebih dekat dunia menulis sejak menjadi pelajar ataupun mahasiswa maka bisa jadi saya sudah melahirkan beberapa karya. Tapi hal itu tak perlu disesali karena saat ini kecintaan saya pada dunia menulis tengah berbunga-bunga dan berharap selamanya akan terus berbunga-bunga meskipun diawal saya dilanda kebingungan  untuk memulainya dari mana dalam merangkai setiap huruf-hurufnya agar mampu menjadi kata-kata yang enak dibaca. Saya pun selalu di hantui rasa takut oleh penilaian orang lain terhadap tulisan-tulisan saya jika saya menulis. Kalau kata Idola saya Pak Dr. Ngainun Naim saya mengalami Malu Level 1(Baca : 4 Level Malu Penulis). Namun disinilah kekuatan cinta itu menguatkan dan meyakinkan kepada saya bahwa ketika Anda sudah memilih untuk mencintainya maka kesungguhan akan menghampiri Anda untuk membukakan jalan menuju kebahagian seperti yang dikatakan oleh Herwono Penulis buku “ Mengikat Makna” bahwa menulis dapat mengantarkan kita menuju kebahagiaan hidup.

Ada Cinta dan Kebebasan Dalam Menulis

Saya benar-benar bahagia menjalani kisah ini. Menulis banyak memberikan saya kebebasan untuk menuangkan ide dan pengalaman yang saya alami dalam bentuk tulisan. Saya merasakan ada kenikmatan setiap kali merangkai huruf demi huruf menjadi sebuah kata. Setiap kata-kata di uji, ditelaah apakah sudah sesuai atau perlu diganti diksi yang lebih tepat dan menarik agar menjadi sebuah kalimat. Ketika setiap kalimat masih dirasa kurang, dibiarkan dulu kemudian dibaca lagi lalu ditambahkan yang kurang tersebut untuk menjadi sebuah pragraf yang penuh makna. Belum lagi ketika menulis sedang diburu deadline. Ada adrenalin tersendiri memacu diri agar tulisan tersebut dapat diselesaikan sebelum waktunya benar-benar berakhir. Nanti setelah klop barulah kemudian di finishkan. 

Mencurahkan seluruh isi hati melalui tulisan dapat memberikan pengaruh positif pada perasaan, pikiran dan juga dapat berfungsi sebagai terapi jiwa. Apa yang membuat kita nikmat dan senang? apa yang membuat kita galau?  mengapa kita galau atau mengapa kita senang? pertanyaan-pertanyaan tersebut memaksa kita untuk berpikir dan memahami keberadaan diri kita dengan lebih baik. Tentunya menulis adalah langkah yang tepat untuk mengabadikan perasaan tersebut.

Tidak heran jika para penulis-penulis hebat seperti Andrea Hirata, Raditya Dika menjadikan menulis sebagai kegiatan untuk memberikan kepuasan pada dirinya. Begitupun dengan beberapa penulis-penulis lainnya yang menjadikan kegiatan menulis sebagai suatu kebutuhan dalam hidupnya yang terasa kurang ketika tidak dilaksanakan karena mentransfer pikiran, penglihatan, pendengaran dan perasaan kedalam setiap huruf adalah cara untuk untuk dapat merasakan kebahagiaan, kenikmatan dan kesenangan. Lantas timbul pertanyaan apakah kita rela untuk untuk menghilangkan rasa cinta, senang, bahagia dan nikmat itu dalam diri kita ?? Tentu saja jawabannya adalah tidak. maka seperti inilah yang dirasakan oleh para penulis itu.

Terkadang kita sebagai penulis pemula menyerah ditengah perjalanan tatkala jari dan pikiran tak mampu lagi bersinergi untuk merangkai setiap huruf. Kemudian kitapun menyerah dan menjudge bahwa menulis itu sulit, menulis itu menyebalkan. Paradigma ini yang perlu kita buang jauh-jauh karena sesungguhnya menulis itu mampu memberikan kita kebahagian dan kenikmatan disetiap hurufnya. TAK PERCAYA, Ayo segera menulis dan rasakan sendiri. 

Saatnya untuk mengatakan tidak ada yang tidak bisa, tidak ada yang sulit dan tidak ada yang menyebalkan dalam dunia menulis. Kita hanya perlu untuk membuka hati untuk mengenalnya.  Yakinlah bahwa kita pasti bisa. Teruslah menulis hingga menemukan tulisan terbaik dengan tema yang disukai karena menulis akan menjadi bagian hidup kita. Hanya butuh belajar setiap waktu setiap hari. Dan kita akan menemukan keajaiban dalam menulis.

Jadi, mari menikmati setiap huruf untuk dirangkai menjadi sebuah kata, kata diciptakan untuk membentuk kalimat, kalimat menjadi pragraf, dan pragraf yang menciptakan makna. Teruslah Berkarya melalui tulisan karena menulis memberikan kenikmatan, kepuasan dan kesenangan dimana saja dan kapan saja yang dapat memberikan inspirasi luar biasa.

Penulis : Achank

Inspirasi Penuh Arti Untuk Berarti



Sering kali kita mendengar ungkapan dari orang-orang yang telah sukses atau seseorang yang baru saja berhasil melakukan sesuatu yang Waoo LUAR BIASA atau kita sendiri yang mengatakan bahwa “Saya dapat melakukan ini, saya dapat melakukan itu, atau pencapain prestasi saya pada hari ini dikarenakan saya terinspirasi dari ini, dari itu dan lain-lain.” Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Inspirasi adalah ilham, terinspirasi adalah terilhami atau telah di inspirasi dan menginspirasi adalah mengilhami atau menimbulkan inspirasi. Terinspirasi dapat muncul ketika seseorang mendapat rangsangan dari luar. Inspirasi dapat dijadikan motivasi bagi seseorang untuk mencapai tujuannya. 

Banyak yang berpendapat bahwa mendapatkan inspirasi itu sulit dan tidak mudah. Ya mungkin saja ini benar karena inspirasi memang datangnya tidak dapat diduga. Namun bagi yang memiliki sifat Open Minded, maka inspirasi bisa saja diperoleh dari manapun, dan dari siapapun, terkadang tanpa sengaja pun kita tiba-tiba mendapatkan sebuah inspirasi berupa ide yang kreatif. Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan inspirasi dari sebuah lagu dangdut tempo doloe saat sedang bertatapan dengan laptop sambil menikmati segelas kopi hitam di meja kerja. Maklum saja ketika sudah berhadapan dengan laptop maka musik dangdut sebagai pilihan untuk menemani jari-jemari ini berjoget di atas keyboard.

Inspirasi Bisa Hadir Darimana Saja Termasuk Dari Hobby

Jika anda satu hobby dengan saya sebagai pecinta lagu dangdut Indonesia, maka Anda sudah pasti pernah mendengarkan lagu dahsyat yang di ciptakan oleh Joel Anggara. Lagu ini pernah dipopulerkan oleh Fildan Bau-Bau sang raja dangdut masa kini saat menjuarai kompetisi dangdut D’START Indosiar Bintang Segala Bintang tahun 2019. Saat mendengarkan lagu ini saya tertarik dengan beberapa lirik lagunya. Liriknya senada dengan perasaan saya sebagai seseorang yang baru mengenal kemudian langsung jatuh cinta terhadap Dunia Menulis. Lirik tersebut kurang lebih seperti ini “Tak Kenal Makanya Tak Sayang, Tak Sayang Makanya Tak Cinta”, bagi saya lirik ini sangat tepat karena bagaimana mungkin cinta itu ada jika kita tidak mengenal siapa yang akan kita cintai. 

Lebih lanjut, lirik setelahnya mengatakan “Kalau Sudah Kenal Pasti Kamu Tahu, Kalau Sudah Tahu, Pasti Kamu Mau, Lalu Cintapun Datang”. Lanjutan lirik ini bukanlah sekedar lirik lagu dangdut biasa seperti pada umumnya karena ada pesan dahsyat yang disampaikan kepada pendengarnya yang mampu menjadi inspirasi penggerak hati. Lirik ini semakin menekankan bahwa semuanya dimulai dari proses perkenalan untuk meraih cita-cita.

Begitupun dengan dunia menulis, jika kita tidak ada keinginan untuk mengenalnya maka menulis hanya akan menjadi dunia tabu yang selamanya akan menjadi sesuatu yang sulit untuk diketahui. Namun sebaliknya jika kita ada usaha untuk mulai mengenal dunia menulis maka kita akan menemukan dan mengetahui cara untuk dapat merangkai kata demi kata yang dapat memberikan makna. Yakin dan percaya jika proses ini terus dijalani dengan sabar maka akan muncul rasa senang, bahagia, nyaman yang kesemuanya itu mampu menghadirkan rasa cinta terhadap dunia menulis seperti lirik lagu itu “Lalu Cintapun Datang”. Ketika cinta menulis itu menghampiri maka seluruh kemampuan kita akan saling terhubung yang dapat memudahkan jari jemari untuk berjoget bersama huruf-huruf diatas mesin teknologi masa kini yang super canggih ini. Namun, sebelum lanjut, saya ingin mengucapkan terima kasih dan mengirimkan doa kepada pencipta lagu ini yang begitu piawai menyusun kata demi kata sehingga Lirik lagu ini meninggalkan pesan dahsyat yang mampu menginspirasi hidup saya.

Berkat inspirasi lagu tersebut, kini saya semakin yakin bahwa dunia menulis harus dikenal karena ada cinta dan kebermanfaatan didalamnya. Selain itu, keberadaan orang-orang sekitar saya pun turut memberikan dukungan untuk lebih giat menulis agar cita-cita menjadi seorang penulis yang bermanfaat dapat terwujud. Hal ini menciptakan rasa nyaman dan bahagia serta penuh arti sehingga mendorong saya untuk berpikir perlu melakukan perubahan besar dalam proses ini. Sudah waktunya untuk segera bangun dan mengukir keindahan dunia ini. Kehadiran kita bukan lagi sekedar sebagai penonton dan pembaca setia, tetapi hadir sebagai juru ukir. Mengukir melalui tulisan tentunya akan memudahkan kita untuk menebar kebaikan. Setiap orang tentu memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda. Namun apapun profesi kita mari jadikan menulis (menulis apapun itu asal dapat bermanfaat bagi sesama) sebagai salah satu tujuan hidup kita untuk berbagi.

Tujuan hidup itu harus bermakna dan memiliki manfaat untuk orang lain. Dengan memiliki tujuan hidup, apapun yang terjadi meskipun itu musibah, kita selalu bisa mengendalikan diri untuk bangkit kembali dan menjalankan target-target impian dalam hidup kita. Tujuan hiduplah yang akan mengarahkan diri kita  untuk semangat dalam meraihnya.

Menutup tulisan kali ini saya ingin menguatkan diri saya bahwa ketika kita berusaha untuk berhasil dalam suatu upaya yang bernilai, kita pasti akan menghadapi tantangan dan kesulitan. Menemukan inspirasi dalam hidup bisa menjadi satu cara untuk tetap berjuang di garis yang telah menjadi impian kita. Individu yang terinspirasi tidak takut untuk menjadi yang terbaik, namun tidak terlalu kompetitif. Individu yang terinspirasi selalu mencari inspirasi untuk menginspirasi sehingga tidak takut untuk belajar sesuatu yang baru, tidak ragu untuk berbagi ilmu dan selalu berusaha untuk berarti.

Penulis : Achank

Sabtu, 27 Juni 2020

INGIN MAJU : Milikilah Teman Dan Lingkungan Yang Mendukung

Saya awali tulisan ini dengan kembali mengingat salah satu dari sekian banyak pesan Istimewa dari sang motivator hebat dalam hidup saya yaitu orang tua. Pesan ini disampaikan ketika saya memutuskan meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan pendidikan ke kota Makassar. Mungkin pesan ini sangat sederhana bagi sebagian orang namun bagi saya pesan ini memiliki makna yang luar biasa. Bisa jadi Anda juga pernah dapatkan pesan ini dari orang tua Anda, secara orang tua menginginkan yang terbaik dari sang anak ketika anaknya melangkahkan kaki keluar dari rumah. Kala itu orang tua berpesan dengan nada yang sangat lembut “ Nak kita (kamu) akan sekolah di kota, pasti akan banyak teman-teman baruta (teman baru kamu), cariki (carilah) teman yang baik-baik nak dan cariki (carilah) tempat tinggal yang baik juga nak, InsyaAllah sukses dan salamaki (Selamat) menempuh pendidikanta Nak (pendidikan kamu)

Ungkapan sederhana ini meninggalkan pesan bahwa betapa pentingnya untuk berteman atau bergaul dengan orang yang baik dan tinggal serta memiliki lingkungan yang baik pula. Mengapa ? Karena banyak orang sukses dan banyak yang salah langkah dikarenakan pengaruh teman dan lingkungan. Itulah sebabnya ada pepatah yang mengatakan “Pilihlah tetangga sebelum memilih rumah”. Apa maksud dari ucapan tersebut? Ucapan ini kita bisa maknai bahwa kita perlu menseleksi atau memilih siapa yang akan berada di sekeliling kita.

Bergaul dengan orang yang berpikir kecil dan negatif akan mempengaruhi kita untuk berpikir demikian juga. Berada di tengah-tengah lingkungan yang tidak memiliki gairah dan semangat dalam hidup, akan membuat kita cepat merasa puas dengan hal-hal yang biasa. Tidak ada pencapaian yang dapat ditargetkan. Tidak akan ada rasa antusias untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. 

Sebaliknya, bergaul dengan orang yang memiliki sikap hidup positif, ingin maju dan visioner juga tanpa sadar akan mempengaruhi cara berpikir kita. Berada dalam lingkungan orang yang selalu bersemangat untuk menjadi lebih baik mau tidak mau akan merangsang diri kita untuk terus memperbaiki diri.

Pesan dari sang motivator ini saya aplikasikan pada saat menjadi mahasiswa S1 di Universitas Negeri Makassar dan S2 di Universitas Negeri Jakarta dengan memilih menyelam di berbagai organisasi sebagai lingkungan baru untuk mencari teman dalam belajar dan mengembangkan diri.  Hal ini saya lakukan karena saya berpikir jika hanya menjadi mahasiswa di dalam kelas saja itu tidak cukup untuk menjadi bekal setelah menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar akademik. Emang iya ? Tunggu, akan kita bahas dimateri selanjutnya “bagaimana menjadi mahasiswa yang SUPER “.

Lingkungan yang mendukung dapat menumbuhkan Semangat


Pesan tersebut kembali saya rasakan ketika bergabung dalam kelompok dunia menulis. Kok Bisa ? Iya karena ketika saya memutuskan untuk menulis materi ini, saya sedang berteman atau bergaul dengan orang baik yang bukan hanya sekedar baik tingkah laku dan ucapannya namun juga orang yang ingin maju dengan terus belajar, orang yang memiliki cita-cita, orang yang berpikirnya kearah positif serta visioner. Selain berteman dengan orang yang baik, saya juga berada dalam lingkungan dengan orang yang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik  dan bermanfaat  melalui tulisan meskipun lingkungan itu hanya melalui sebuah grup WhatsApp namun sangat terasa dalam memberikan dukungan untuk terus berjuang merangkai kata. Wao.. Impian untuk menjadi seorang penulis semakin dekat, semoga tetap istiqomah dengan pilihan ini. Aamiin ya Rabb.

Dalam proses perkembangan ini, saya menyadari bahwa lingkungan merupakan faktor yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari faktor lingkungan, maka proses perkembangan dalam mewujudkan potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata akan sulit terjadi. Oleh karena itu saya sangat bersyukur sebagai penulis pemula karena menemukan lingkungan yang dapat membangun semangat  dan mental saya untuk tetap istiqomah dalam menulis kata demi kata. Sebab jika pengaruh lingkungannya positif maka akan menimbulkan energi yang positif juga pada diri kita.

Dalam kenyataanya untuk menjaga konsistensi dan semangat dalam menulis bukanlah perkara mudah bagi para penulis pemula. Semangat menulis itu terkadang naik pada level keasyikan dalam menulis, dan bisa juga semangat menulis itu turun pada level kritis. Semangat pada masa-masa kritis inilah yang perlu dijaga. Namun dengan memiliki teman yang se - visi dan lingkungan yang baik untuk mendukung aktivitas menulis kita maka hal ini akan sangat membantu untuk menjaga semangat itu tetap stabil. Saya juga meyakini bahwa  orang SUKSES juga pernah merasa malas, semangatnya berkurangnya bahkan gagal tapi mereka terus bergerak dan mencoba. Jadi jangan berhenti ya.

Akhirnya, saya ingin memberikan penguatan kepada diri sendiri untuk tidak ragu memulai menulis. Asalkan kita punya kemauan untuk membaca maka kita akan bisa menulis. Kita ada kemauan untuk berteman dan bergabung dengan lingkungan para penulis maka semangat menulis akan terus terjaga, karena Untuk menjadi penulis seperti yang dikatakan oleh Stephen King maka yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya.

Penulis : Achank

Sabtu, 13 Juni 2020

Mengakrabkan Diri Dengan Pilihan

Mata Air. Alhamdulillah dan Terima Kasih, Dua kata yang tepat untuk mengawali tulisan saya kali ini, mengapa? Karena Saya sangat bersyukur setelah mendapatkan apresiasi berupa dukungan dan kritikan dari pembaca atas tulisan pertama saya pada laman https://mataair.inspiratif.blogspot.com. Dan Ucapan terima kasih karena sebagai seorang penulis pemula maka dukungan dan kritikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan agar semangat dalam menulis tetap terjaga.

Langkah ini telah saya pilih. Hal ini membuat saya selalu teringat akan pesan dari seseorang yang saya kagumi dalam dunia menulis bpk Dr. Ngainum Naim yang mengatakan bahwa yang terpenting adalah "tetap istiqomah dalam menulis dan perbanyak membaca". Pesan ini terus terngiang-ngiang dalam kepala saya, apakah saya mampu untuk istiqomah dengan pilihan ini ? Saya khawatir tidak akan bisa menemukan ide-ide dalam dunia menulis sehingga nantinya saya akan terseleksi oleh alam. Namun Neil Gaiman, seorang Penulis asal Inggris yang terkenal sebagai penulis pengarang fiksi pendek mengatakan bahwa “untuk tetap dapat menulis mulailah untuk menceritakan kisah yang hanya Anda dapat ceritakan, karena akan selalu ada penulis yang lebih baik dari Anda dan akan selalu ada penulis yang lebih cerdas dari Anda. Akan selalu ada orang yang melakukan lebih baik untuk hal ini atau hal itu, tapi Anda adalah hanya Anda”. Ungkapan pesan dari keduanya serasa meniupkan roh baru kedalam jiwa untuk tak menyerah dalam menulis. SEMANGAT.....

AKTIVITAS BARU YANG MENYENANGKAN

Sejak memutuskan untuk mencari kenyamanan diluar zona nyaman ke dalam dunia menulis, ada beberapa aktivitas selama ini sangat jarang dilaksanakan menjadi aktivitas baru yang menyenangkan. Jika selama ini konsep membaca saya adalah lebih banyak membaca status atau komentar di media sosial atau dengan membaca buku/artikel/koran/esai ketika ada waktu free (SOK sIBUKLAH karena membaca ketika ada waktu saja) dan durasi membacanya pun sangat minim, kini konsep membaca itu berubah, ENTAH APA yang merasuki pikiran saya. Saat ini saya sangat senang membaca sebelum tidur, membaca setelah sholat shubuh dan jika ada kesempatan setelah menunaikan tugas sebagai kepala keluarga maka mata ini selalu memandang ke arah bahan bacaan yang sudah disiapkan. Setalah itu ada dorongan untuk segera mencatat semua pesan/intisari dari apa yang telah di baca. Terkadang kepala ngangguk-ngangguk jika apa yang saya baca dapat dituliskan sesuai dengan pemahaman saya. 

Hal ini senada yang dikatakan oleh penulis kontemporer asal Amerika Serikat yang telah berhasil menjual bukunya lebih dari 350 juta eksemplar diseluruh dunia Stephen King “Jika Anda tidak punya waktu untuk membaca, Anda tidak punya waktu atau peralatan untuk menulis. Sesederhana itu”. Begitupun pandangan dari penulis ternama Indonesia Tere Liye yang mengatakan “Penulis yang baik membutuhkan amunisi, tidak ada amunisi tidak ada tulisan”. Maka sangat wajar jika selama ini saya mengalami writer's block setiap kali menulis, karena saya tidak memiliki tabungan kata-kata dari hasil bacaan yang dapat dirangkai menjadi kalimat. Hal inilah yang kebanyakan dialami oleh para penulis pemula termasuk saya, sehingga berpendapat kalau menulis itu sangat SUSAH. Saya jadi teringat dengan buku yang pernah saya baca yang menyimpan pesan seperti ini "Berbicara mengenai menulis, sebenarnya tidak terlepas dari kebiasaan membaca, dengan membaca kita memperoleh banyak gagasan yang akan kita jadikan sebagai ide didalam menulis. Membaca dan Menulis adalah kedua aspek yang saling berhubungan. heemmm, benar banget ya,,,So' Ayo kita jadikan budaya membaca sebagai sebuah kebutuhan.

Saya pun teringat dengan kisah Bung Hatta ketika beliau di pengasingan. Beliau tak mengeluh, melainkan menjadikan pengasingan dirinya sebagai kesempatan untuk memperkaya pengetahuan. Apa yang beliau lakukan? Yang dilakukan adalah memanfaatkan waktu selama dalam penjara. Tubuh fisik beliau terasingkan, namun pikiran beliau tetap bebas. Melalui buku-buku, Bung Hatta menikmati berbagai pemikiran dari para penulis. Bahkan beliau mengatakan tak mengapa berada dalam pengasingan asal bertemankan buku-buku. 

Selain aktivitas membaca yang menjadi kebiasaan baru, juga ada dorongan semangat untuk mengikuti berbagai seminar terkait penulisan, mencari artikel penulis-penulis hebat, diskusi tentang dunia menulis dan yang terpenting adalah mengupayakan untuk merangkum hasil informasi dan bacaan tersebut kedalam sebuah tulisan agar tetap mudah diingat dan dipahami tentang apa yang telah dibaca. Semoga dengan cara ini saya akan tetap istiqomah dan semakin akrab dengan dunia menulis karena saya tidak akan menunggu kondisi ideal atau sempurna untuk memulai menaruh satu kata di atas kertas.

AKRAB DENGAN PILIHAN

Benar saja kata orang-orang bijak “jika kamu berteman dengan penjual parfum maka kamu akan ikut wangi”. Saya merasakan ada semangat menulis selama berada dalam lingkungan kelompok menulis. Pesan pengingat sekaligus motivasi menulis setiap saat disampaikan oleh sang guru menjadikan saya lebih semangat berlatih menulis, karena saya menyadari bahwa saya tidak memiliki latar belakang kemampuan menulis yang baik. Maka yang harus saya lakukan adalah akrab dengan pilihan ini dengan cara mewajibkan diri untuk membaca buku atau bahan bacaan lainnya dan menulis setiap hari tentang apa yang saya sukai. Saya selalu meyakini bahwa menulis itu adalah keterampilan, untuk bisa terampil maka harus dilatih dan dilakukan secara berulang-ulang agar menjadi kebiasaan. Saya harus bisa menemukan rasa senang dalam dunia menulis karena kalau sudah senang maka kebiasaan itu akan bisa saya cintai.

Terakhir, Saya ingin menanamkan pesan kepada diri sendiri bahwa Menulis itu menyerahkan separuh jiwa kepada tulisan. Bila ingin merasa senang menulis, maka sering-seringlah berimajinasi kemudian masuk ke dalam dunia kata-kata, lalu atur dan bentuklah kata-kata itu menjadi sebuah kalimat dan jangan lupa untuk menambahkan roh kita kepada kata-kata itu sesuai dengan apa yang diinginkan. Disinilah nikmatnya Menulis.

Penulis : Achank

Optimalisasi Blogspot untuk Integrasi E-Learning dan Analisis Data Berbasis Big Data dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

            Di era digital saat ini, peran teknologi dalam dunia pendidikan tidak lagi bisa diabaikan. Proses belajar-mengajar kini tidak te...